Nyi Ageng Serang merupakan sosok panglima perang wanita yang patut diteladani keberanian dan perjuangannya dalam membela tanah air melawan keewenang-wenangan penjajah Belanda. Meskipun ia seorang putera Bupati, tapi ia rela meninggalkan kesenangan hidup di kraton dan hidup bergerilya dari hutan-hutan dalam melawan belanda. Seorang pejuang wanita yang menjadi panglima di zaman Perang Diponegoro.
Nyi Ageng Serang punya nama asli Raden Ajeng Kustiyah Retna Edi. Dia adalah putri bungsu dari Bupati Serang, Panembahan Natapraja. Meski merupakan putra bangsawan, namun sejak kecil Nyi Ageng Serang dikenal dekat dengan rakyat. Setelah dewasa dia juga tampil sebagai salah satu panglima perang melawan penjajah. Semangatnya untuk bangkit selain untuk membela rakyat, juga dipicu kematian kakaknya saat membela Pangeran Mangkubumi melawan Paku Buwana I yang dibantu Belanda.
Setelah Perjanjian Giyanti, Nyi Ageng Serang pindah ke Jogja bersama Pangeran Mangkubumi. Namun perjuangan melawan pasukan penjajah terus dia lanjutkan. Saat itu Nyi Ageng Serang memimpin pasukan yang bernama Pasukan Siluman dengan keahlian Serang yang cepat hingga membuat pasukan musuh kerap kocar-kacir. Pasukan ini juga menjadi salah satu pasukan yang sangat diperhitungan Belanda waktu itu.
Ketika Perang Diponegoro berkobar pada 1825, Nyi Ageng Serang juga menjadi salah satu panglima perangnya. Pasukannya semakin besar karena dibantu oleh kalangan bawah, khususnya petani yang banyak bergabung dengan pasukannya. Nyi Ageng Serang juga dikenal sebagai ahli siasat dan. negosiasi. Nyi Ageng Serang meninggal karena usia yang sudah lanjut dan dimakamkan di Dusun Beku, Pagerarjo, Kalibawang, Kulonprogo. Makam ini terletak di atas bukit kurang lebih 6 km dari jalan Dekso-Muntilan. Jarak dari Yogyakarta ± 32 km, dari kota Wates ± 30 km
Dalam rangka meneladani sifat nasionalisme Nyi Ageng Serang, Pramuka SD-SMP N 3 Satu Atap Borobudur menyelenggarakan Hiking dan Ziarah makam pahlawan ke makam Nyi Ageng Serang yang bertempat di Dusun Beku, pagerharjo, kalibawang, KulonProgo Jogjakarta. hiking dilaksanakan hari kamis 17 Juni 2010 pukul 07.30 menempuh jarak sekitar 10 km. Dalam keadaan cuaca mendung pemberangkatan dilakukan oleh Bp Sutrisno (WAKASARPRAS). Perjalanan tersa nyaman karena cuaca sangat bersahabat, tidak panas. hiking kali ini dampingi oleh Bp Wuryanto PS, Budi H, Tri Untoro, Darni, Dwi P, Waris, Nia, Wujadi, dan B Lutfi. dalam perjalanan dilakukan pengecekan kembali peserta di daerah Wonotawang.
Perjalanan menyusuri hutan yang hijau, tampak di kejauhan gunung dan curug yang sangat indah membuat peserta bersemangat melakukan perjalanan. Rombongan melewati Gejlik, kemudian SD Pangudi luhur III, dan akhirnya sampai di dusun Beku sekitar pukul 10.00.
Rombongan diterima penjaga makam Bp Suhadi. keetulan pada saat itu bersamaan dengan 2 rombongan dari SD lain dari daerah kalibawang. Setelah istirahat dan makan acara dilanjutkan dengan Do'a bersama di makam Nyi Ageng Serang, dipimpin oleh Bp. Sutrisno.
Sekitar pukul 11.30 peserta kembali pulang ke sekolah. Tiba disekolah pukul 14.00 dengan selamat.
Nyi Ageng Serang punya nama asli Raden Ajeng Kustiyah Retna Edi. Dia adalah putri bungsu dari Bupati Serang, Panembahan Natapraja. Meski merupakan putra bangsawan, namun sejak kecil Nyi Ageng Serang dikenal dekat dengan rakyat. Setelah dewasa dia juga tampil sebagai salah satu panglima perang melawan penjajah. Semangatnya untuk bangkit selain untuk membela rakyat, juga dipicu kematian kakaknya saat membela Pangeran Mangkubumi melawan Paku Buwana I yang dibantu Belanda.
Setelah Perjanjian Giyanti, Nyi Ageng Serang pindah ke Jogja bersama Pangeran Mangkubumi. Namun perjuangan melawan pasukan penjajah terus dia lanjutkan. Saat itu Nyi Ageng Serang memimpin pasukan yang bernama Pasukan Siluman dengan keahlian Serang yang cepat hingga membuat pasukan musuh kerap kocar-kacir. Pasukan ini juga menjadi salah satu pasukan yang sangat diperhitungan Belanda waktu itu.
Ketika Perang Diponegoro berkobar pada 1825, Nyi Ageng Serang juga menjadi salah satu panglima perangnya. Pasukannya semakin besar karena dibantu oleh kalangan bawah, khususnya petani yang banyak bergabung dengan pasukannya. Nyi Ageng Serang juga dikenal sebagai ahli siasat dan. negosiasi. Nyi Ageng Serang meninggal karena usia yang sudah lanjut dan dimakamkan di Dusun Beku, Pagerarjo, Kalibawang, Kulonprogo. Makam ini terletak di atas bukit kurang lebih 6 km dari jalan Dekso-Muntilan. Jarak dari Yogyakarta ± 32 km, dari kota Wates ± 30 km
Dalam rangka meneladani sifat nasionalisme Nyi Ageng Serang, Pramuka SD-SMP N 3 Satu Atap Borobudur menyelenggarakan Hiking dan Ziarah makam pahlawan ke makam Nyi Ageng Serang yang bertempat di Dusun Beku, pagerharjo, kalibawang, KulonProgo Jogjakarta. hiking dilaksanakan hari kamis 17 Juni 2010 pukul 07.30 menempuh jarak sekitar 10 km. Dalam keadaan cuaca mendung pemberangkatan dilakukan oleh Bp Sutrisno (WAKASARPRAS). Perjalanan tersa nyaman karena cuaca sangat bersahabat, tidak panas. hiking kali ini dampingi oleh Bp Wuryanto PS, Budi H, Tri Untoro, Darni, Dwi P, Waris, Nia, Wujadi, dan B Lutfi. dalam perjalanan dilakukan pengecekan kembali peserta di daerah Wonotawang.
Perjalanan menyusuri hutan yang hijau, tampak di kejauhan gunung dan curug yang sangat indah membuat peserta bersemangat melakukan perjalanan. Rombongan melewati Gejlik, kemudian SD Pangudi luhur III, dan akhirnya sampai di dusun Beku sekitar pukul 10.00.
Rombongan diterima penjaga makam Bp Suhadi. keetulan pada saat itu bersamaan dengan 2 rombongan dari SD lain dari daerah kalibawang. Setelah istirahat dan makan acara dilanjutkan dengan Do'a bersama di makam Nyi Ageng Serang, dipimpin oleh Bp. Sutrisno.
Sekitar pukul 11.30 peserta kembali pulang ke sekolah. Tiba disekolah pukul 14.00 dengan selamat.
baguslah untuk menanamkan patriotisme
BalasHapus